cerita fantasi
PENGUNGKIT BOM HUJAN ALA JEMA
Jema, gadis cantik berusia 19 tahun yang sangat
menyukai dunia teknologi. Jema duduk di bangku kuliah di Universitas Lukedonia
jurusan Teknologi Informatika. Jema merantau dari kota asalnya, ia gadis yang
sangat mandiri karena ia berada jauh dari kedua orang tua dan saudara-saudara
nya. Tidak hanya cantik dan mandiri, Jema juga cerdas dan memiliki rasa ingin
tahu yang tinggi. Ia merupakan siswa dengan nilai ujian tertinggi di kotanya.
Tak heran, Jema mendapat beasiswa untuk bersekolah di universitas ternama,
yaitu Lukedonia.
Selain cantik, cerdas dan gemar teknologi, Jema sangat menyukai drama
Lordava. Seperti namanya, drama ini berasal dari negara Lordava yang
masyarakatnya terkenal dengan paras wajahnya yang begitu menawan. Drama ini telah menjadi pusat perhatian bagi
seluruh remaja di dunia. Namun, di balik kesuksesan drama Lordava, negara ini
memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi di dunia. Lordava juga negara
dengan tingkat polusi dan produksi sampah yang berlebih.
“Aaahhh..” suara jema nampak kelelahan sambil melemparkan tubuhnya ke
kasur. Jadwal sekolah yang padat membuat ia tidak memiliki waktu untuk
bersantai. “untung saja besok hari sabtu, jadi aku bisa sedikit bersantai” kata
Jema. Ia membuka laptopnya karena ingin melihat drama Lordava yang pemeran
utamanya adalah aktor tampan bernama Deivor. Ketampanan dan hati Deivor yang
tulus, membuat ia banyak memiliki penggemar, yang salah satunya adalah Jema.
Jema yang sedang asyik menonton drama tersebut, tiba-tiba terkejut
karena terjadi beberapa kerusakan pada layar laptopnya. Ia mengira itu hanya
masalah kecil, dan mencoba untuk memulai mengutak atik laptopnya. Lalu muncul
layar biru yang lama kelamaan memudar dan terlihat wajah tampan Deivor. Jema
sangat terkejut, karena idolanya itu mengajak untuk berbicara secara langsung. Bingung, dan bahagia menjadi satu di
dalam hati Jema. Deivor terus berbicara bahwa Jema harus ikut dengannya.
Rupanya, Deivor telah mengamati Jema sejak lama dan Deivor tau hanya Jema yang
bisa menolongnya.
“ Ayolah Jema.. tak ada waktu lagi untuk berpikir. Kau harus ikut
denganku untuk menyelamatkan dunia. Jika seluruh dunia ini hancur, maka orang
tua dan saudara-saudaramu juga akan mati. Bukankah kau sangat menyayangi
mereka?” tanya Deivor. Dengan penuh keyakinan Jema memutuskan untuk ikut dengan
Deivor. “ Namun bagaimana caranya agar aku bisa ikut denganmu?” kata jema
kebinggungan. “ Tekan tombol ENTER pada laptop lalu pejamkan matamu” perintah
Deivor. Jema segera menekan tombol pada laptopnya, lalu memejamkan
matanya. Tiba-tiba tubuh Jema seakan
dimakan oleh laptop tersebut.
“ Jadi beginikah keadaan Lordava?”. Kota yang awalnya sangat indah dan
menjadi pusat perhatian seluruh dunia, kini menjadi kota yang sangat
menyeramkan. Semua pohon seakan meranggas namun tak akan tumbuh lagi, tanahnya
begitu kering dan retak di sekelilingnya, udaranya yang amat panas dan asap
kendaraan dimana-mana membuat kota ini semakin gersang. Wwuuusshhh...setika Deivor yang berada di
dekat Jema itu berubah menjadi sorang malaikat. Wajahnya yang amat tampan membuat
hati Jema semakin terpikat. Sayapnya membentang dan ia berbaju putih. “ Jema,
sebenarnya aku adalah malaikat penjaga kota ini, aku memiliki kekuatan untuk
dapat menurunkan hujan dan petir, namun aku kehilangan satu sayapku. Ini
merupakan sebuah hukuman karena di masa lalu aku telah berbuat tidak adil pada seorang kakek tua.
Selama masa hukuman sayap dan kekuatanku tidak akan dikembalikan” kata Deivor
lirih.
“Baiklah Dev, aku akan membantu mu dengan sekuat tenagaku untuk
memperbaiki kerusakan yang telah terjadi di negara ini” kata Jema. Ternyata
Lordava adalah sumber atau poros utama dunia. Penduduk yang sangat padat dan
pola hidup masyarakat yang tidak sehat membuat negara ini terancam hancur.
Tanpa basa basi, Jema dan Deivor menuju ke stasiun kereta angkasa. Mereka harus
segera menuju ke menara pusat.
Setelah sampai di menara, Dev menyuruh Jema bekerja di laboratorium.
Jema berpikir keras. Apa yang bisa dia buat pada saat seperti ini? Akhirnya
Jema teringat sebuah pelajaran saat ia berada di Universitas Lukedonia. Siklus
air yang baik dapat membuat hujan turun dengan sempurna. Jika hujan turun
dengan baik maka masalah asap, tanah yang kering, dan tumbuhan yang gersang
akan dapat teratasi. “Namun bagaimana cara membuat hujan?” Jema kebingungan.
Akhirnya, muncul sebuah ide untuk membuat KIOJAN, yaitu Pengungkit Bom
Hujan. “Bukankah itu nama yang keren?” sorak Jema. “ Yaa... Jema kita berhasil!”
tambah Deivor.
Cara kerja KIOJAN adalah dengan meletakkan bom hujan di sebuah penggungkit
ajaib yang dappat melemparkannya langsung ke langit. Sistem kerja pengungkit
ini sama dengan permainan jungkat-jungkit anak. Jema dan Deivor membawa alat
itu ke lahan yang amat luas dan ingin mencoba alat tersebut. Buuummmmm! Saat
bom itu terlepas ke langit, bom akan memecah dan mengeluarkan zat air yang
sangat banyak dari dalamnya. Sehingga timbul lah hujan yang amat lebat.
Haru dan gembira bercampur aduk karena Jema dan Divor berhasil
menyelamatkan dunia ini. Akhirnya, pepohonan kembali tumbuh, asap mulai
menghilang, dan tanah mulai basah. Kehidupan kembali lestari dan seluruh dunia
terselamatkan. Tetesan hujan yang membasahi Jema membuat ia merasa mengantuk. “
Terimakasih Jema, kini sudah waktunya kau pergi. Aku tak akan melupakanmu” ujar
Deivor. Tiba-tiba Jema terbangun dan ia sedang berada di depan laptopnya.
“Apaa.. ba.. bahgaimana bisa??”
Jema terheran. Jema sebenarnya sedih karena belum sempat berpamitan dengan
idola dan teman yang sudah membantunya selama ini. Namun Jema juga merasa
senang karena bisa menyelamatkan seluruh dunia.
Setelah kembali ke dunia nyata, Jema menjalani hari-harinya seperti
biasa. Menjadi gadis periang yang tak kenal putus asa. Di Universitas Lukedonia
Jema menjadi salah satu relawan yang membantu mempromosikan gerakan lingkungan
sehat. Karena ia tahu bahwa kebersihan dan kelestarian lingkuan sangat mepengaruhi kehidupan manusia
kedepannya. Dan apabila lingkungan tidak dirawat sejak saat ini, maka kedepan
akan merugikan manusia itu sendiri.
- T A M A T -